Ayam bangkok merupakan salah satu jenis ayam yang digemari
oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya harga jual dari ayam ini berada di atas
ayam-ayam pada umumnya. Oleh sebab itu banyak orang yang tergiur dan ingin
melakukan budidaya ayam bangkok.
Namun untuk melakukan
budidaya ayam bangkok bukan perkara yang gampang. Ada hal-hal yang harus
diperhatikan jika hendak melakukan budidaya hewan ternak yang satu ini. Untuk
mendapatkan ayam bangkok yang berkualitas diperlukan indukan yang berkualitas
pula.
Selain
itu, untuk mendapatkan indukan yang berkualitas, pembudidaya juga harus paham
mengenai jenis-jenis dan karakteristik dari ayam bangkok. Jangan sampai tertipu
dengan ayam yang harganya mahal namun belum tentu memiliki kualitas yang bagus
dan cocok untuk dijadikan indukan.
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih indukan ayam bangkok untuk
budidaya. Yang pertama adalah memilih ayam yang sehat tentunya. Tidak sakit dan
memiliki bentuk fisik yang bagus. Biasanya ayam yang sehat bisa dikenali dari
ciri-cirinya yang nampak agresif. Bagi para pemula sebaiknya mencari informasi
lebih banyak kepada orang-orang yang memang sudah lama berkecimpung di dunia
budidaya ayam bangkok.
Setelah
menemukan indukan yang dirasa pas. Selanjutnya siapkan kandang umbaran untuk
proses perkawinan indukan jantan dan betina. Kandang umbaran sebaiknya jangan
berbentuk box. Lebih baik kandang yang bebas dengan ukuran lebar agar proses
perkawinannya berjalan secara alami.
Sembari
menunggu proses perkawinan, buatkan kandang untuk anak ayam, agar nanti saat
ayam betina sudah bertelur dan menentas, anak ayam bangkok bisa langsung
dipindahkan ke tempat anakan. Selama masa perkawinan indukan, berikan makanan
yang bergizi cukup agar kesehatan ayam tetap terjaga.
Ada
tips yang perlu diketahui bahwa saat indukan mengerami telur, sebaiknya
disirami sedikit air agar indukan mau kawin lagi. Hal tersebut bisa dilakukan
agar indukan dapat bertelur lebih banyak lagi, sampai tiga kali bertelur.
Namun pemberian air
kepada indukan ayam yang sedang mengerami telur jangan terlalu banyak, karena
akan membuat indukan ayam tidak mau mengerami telurnya lagi. Jika ayam sudah
bertelur dan menetas, usahakan untuk segeran memindah anakan agar indukan mau
mengerami telur yang baru.
Untuk
mengawinkan ayam bangok, diperlukan sedikit bantuan peternak yakni dengan
memegangi indukan betina dan membiarkan indukan jantan mengawinnya. Hal ini
bisa dilakukan untuk mempermudah proses perkawinan. Perbandingan indukan jantan
dan betina adalah tiga banding satu. Karena satu ayam jantan bisa mengawini 3
hingga 4 indukan betina.
Indukan
ayam betina akan bertelur seminggu setelah dikawin. Telur yang dihasilkan
biasanya tidak lebih dari 20 butih sekali bertelur. Berbeda dengan ayam kampung
yang bisa mencapai 40 telur setiap periode penelurannya.
Penetasan
telur ayam bangkok bisa dilakukan secara alami dengan membiarkan indukan
mengerami telurnya, atau bisa juga dengan menggunakan mesin pengeram telur.
Kelebihan menggunakan mesin adalah meminimalisir terjadinya kerusakan seperti
pecah pada telur.
Dalam
kondisi normal, telur ayam akan menetas selama kurang lebih 21 hari setelah
dierami induknya. Setelah anakan menetas dan berumur dua hari, baru bisa
dipindah ke kandang anak ayam yang telah disediakan. Kandang anakan ayam
usahakan untuk diberi lampu penerangan agar terjaga suhunya.
Selama
proses perkembangan anakan ayam, beri pakan yang halus dan mengandung gizi yang
cukup agar pertumbuhannya tetap terjaga.